Selasa, 07 Oktober 2008

"Perahoe" restorannya Cut Ayahku.....




pemandangan waktu pulang


Mudik lebaran kali ini benar benar sangat indah, selain bisa berkumpul dengan seluruh keluarga besarku, juga bisa berlibur ke restoran Cut Ayah*, hhmmn....restoran?berlibur? sepertinya nggak ada hubungannya ya.
Yang menjadikan restoran itu tempat berlibur adalah lokasinya yang terletak di Lhoong, di kaki gunung dengan view laut lepas, indah sekali, sangat indah, aku benar2 terkesan.
Untuk bisa sampai disana, kami harus menghabiskan waktu kurang dari 2 jam, berhubung sebagian jalan lagi dalam pembangunan, normalnya sih sekitar sejam aja. Dan asiknya lagi, jalan yang dilalui adalah jalan di sepanjang tepi pantai dengan sisi yang lain gunung, dan semua daerah disekitarnya adalah daerah jajahan tsunami tiga tahun yang lalu.

Sebelum tsunami, pantai disini adalah pantai terindah yang aku tau, sepanjang bibir pantai ditumbuhi pohon2 cemara, pasir pantainya putih bersih, dan gunung gunung disekitarnya menjadi pelengkap indahnya pantai ini.

pantai tanpa cemara


Tetapi ternyata walaupun sudah diluluh lantakkan oleh tsunami, pantai pantainya masih menyisakan keindahannya, walau tanpa ada lagi barisan cemara atau kaki kaki gunung yang sebagian sudah botak ditarik tsunami.
Perbedaannya, sebagian jalannya telah dibangun baru di tempat yg baru, karena jalan lama telah menjadi bagian dari laut. Jalan yang dibangun pun sangat bagus, semua itu dari beberapa negara yang sedang memberikan bantuannya di aceh.

Dari kota, kami harus melewati tiga pantai, mulai dari pantai lhok nga, kemudian lhok seudu yang dipisahkan oleh gunung kecil, lalu pantai lhoong di kaki gunung geurute.

restoran perahoe itu tepat dibalik gunung in disisi kirinya.

Di kaki gunung geurute inilah restoran cut ayah itu, posisinya persis di kaki gunung, dan di depannya terbentang laut lepas.Ditengah hari, pantai itu terlihat seperti hamparan kristal yang berkilau, karena sinar matahari diatas air yang bergoyang. Pantai ini tidak terlalu panjang, diapit oleh gunung geurute dan gunung kecil yang tengahnya telah dibelah menjadi jalan.

Area untuk restorannya sendiri kurang lebih 2 hektar, ada bagian yang ditanami dengan sayur sayuran organik dan kebun semangka, ada telaga kecil di belakangnya, dan kolam buat ikan.



Beberapa meter dari restoran dibuat jalan setapak menuju pondok tak berdinding buat shalat.
Restorannya sendiri merupakan pondok besar dengan dinding sekitar 80 cm, sehingga saat makan kita bisa menikamati laut atau gunung dibelakangnya.


menu ayam rempah daun


set meja kursi disain sendiri

Yang membuatku lebih terkesan lagi adalah meja2 dan kursi2 disana, dibuat sendiri dengan gaya rustic, dan finishing yang alami tanpa polesan cat. dan lantai disalah satu sisi diatur keramik dengan tema laut, ada gbr ikan, cumi cumi dan rumput laut.
Sekarang disampingnya sedang dibuat pondok kecil buat ngopi, orang aceh paling senang ngopi.

Secara keseluruhan, restorannya belom sepenuhnya selesai, karena baru dibangun kurang dari dua bulan, konsepnya akan ada pondok pondok kecil untuk pelatihan penduduk disekitarnya yang nantinya pondok2 itu juga bisa disewakan untuk weekend.
Beberapa meter ke atas gunung telah dibuat jalan setapak untuk evakuasi, berjaga jaga, maklum tsunami telah memberikan pelajarannya.




wah kaburr.........ini dia cut ayahnya

Cut Ayah* adalah satu satunya adik laki laki dari ibuku, orangnya penuh dengan ide ide kreatif, itu yang membuatku senang ngobrol dengannya, jago bicara, jadi aja bisa bohong bohong juga......hahahahahaha, maaf ya cut ayah........ Sekarang aku baru tau kalo dia jago masak juga .

3 komentar:

Riva mengatakan...

anum....bagus kali ya pemandangannya....jadi rindu aceh nih....ntar aku diajak kerestorannya cut ayah ya...

Dek Ya mengatakan...

Cut Nyak,....yang paling berkesan menu andalan Cut Ayah,...kuah masam keueng yang dmasak dalam kanot belangong tanoh....mmmmm trus,...fasilitas berupa mushalla kecil dan sederhana berupa bale-bale serta tempat wudhu dan toilet yang bersih......itu kan yang penting?

cut ayah mengatakan...

wah..wah....ruar biasa....terima kasih anum...oya..sabtu lalu restoran peraho kedatangan tamu sekeluaraga dari jakarta, mereka tau peraho dari ceritaku anoem....hebat...terima kasih anum..

cerita ceritaku

Saya.......

Mama dari Ifa, Ehal & Aqeel